Profil Desa Pejengkolan

Ketahui informasi secara rinci Desa Pejengkolan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pejengkolan

Tentang Kami

Profil Desa Pejengkolan, Kebumen: desa mandiri di tepi Waduk Wadaslintang. Unggul dalam inovasi digital melalui BUMDes, dengan potensi perikanan, pertanian, dan pariwisata yang terus berkembang. Sebuah model desa tangguh dengan partisipasi masyarakat akti

  • Lokasi Strategis Berbasis Potensi Alam

    Keberadaannya di tepi Waduk Wadaslintang menjadi penggerak utama ekonomi, khususnya di sektor perikanan air tawar dan pariwisata rintisan.

  • Inovasi Digital dan Kemandirian Ekonomi

    Melalui BUMDes "Maju Sejahtera", desa ini berhasil membangun kemandirian dengan unit usaha seperti layanan internet (Pejengkolan Connect) yang memberdayakan UMKM dan masyarakat.

  • Partisipasi Masyarakat yang Kuat

    Program pembangunan desa berjalan efektif berkat tingginya tingkat partisipasi dan gotong royong warga, mulai dari pengelolaan lingkungan hingga penyelenggaraan acara budaya.

XM Broker

Desa Pejengkolan, yang terletak di Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjelma menjadi sebuah contoh nyata bagaimana sebuah wilayah perdesaan mampu mengoptimalkan potensi lokal untuk mencapai kemandirian. Berada di tepian Waduk Wadaslintang, desa ini tidak hanya mengandalkan kekayaan alamnya, tetapi juga aktif melakukan inovasi di bidang ekonomi dan teknologi digital. Dengan pemerintahan yang proaktif dan partisipasi masyarakat yang tinggi, Pejengkolan secara konsisten bergerak menuju status desa yang maju dan sejahtera.

Letak Geografis dan Tatanan Administratif

Secara geografis, Desa Pejengkolan menempati posisi yang sangat strategis di bagian utara Kabupaten Kebumen. Wilayah desa ini memiliki luas sekitar 2,83 kilometer persegi. Letaknya yang bersinggungan langsung dengan perairan Waduk Wadaslintang memberikan karakteristik unik pada bentang alam serta aktivitas sosial-ekonomi masyarakatnya.Berdasarkan data administrasi, Desa Pejengkolan berbatasan langsung dengan beberapa wilayah lain. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Sendangdalem. Sementara di sebelah selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Padureso. Batas sebelah barat ialah Desa Kalijering dan Waduk Wadaslintang, sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Merden.Secara struktural, pemerintahan desa membawahi beberapa dusun yang menjadi pusat pemukiman warga. Tata kelola pemerintahan dijalankan secara transparan dan akuntabel, berfokus pada pelayanan publik dan program pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Kepemimpinan di tingkat desa secara aktif mendorong kolaborasi antara lembaga desa, seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dengan seluruh elemen masyarakat untuk merumuskan arah pembangunan jangka pendek dan panjang.

Demografi dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Menurut data kependudukan terakhir, Desa Pejengkolan dihuni oleh sekitar 2.945 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.040 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pusat aktivitas yang dinamis.Mayoritas penduduk Desa Pejengkolan menggantungkan hidupnya pada sektor yang lekat dengan kondisi alam sekitar. Sektor perikanan air tawar menjadi tulang punggung utama, terutama melalui budidaya ikan dalam keramba jaring apung di Waduk Wadaslintang. Selain itu, sektor pertanian juga memegang peranan penting, dengan lahan-lahan yang dimanfaatkan untuk menanam padi dan palawija. Sebagian kecil penduduk lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai, maupun pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Kehidupan sosial di Desa Pejengkolan berjalan harmonis dengan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang masih sangat kental. Berbagai kegiatan komunal, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga persiapan acara desa, selalu melibatkan partisipasi aktif dari seluruh warga. Hubungan antarwarga yang erat ini menjadi modal sosial yang krusial dalam mendukung keberhasilan program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah desa.

Potensi Ekonomi: Dari Perikanan hingga Inovasi BUMDes

Kekuatan ekonomi Desa Pejengkolan bertumpu pada tiga pilar utama: perikanan, pertanian, dan inovasi yang dimotori oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberadaan Waduk Wadaslintang merupakan anugerah yang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat untuk budidaya perikanan. Komoditas seperti ikan nila dan mas menjadi andalan para petani keramba jaring apung, yang hasilnya tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal Kebumen tetapi juga merambah ke kabupaten sekitar. Sektor ini menciptakan lapangan kerja yang luas, mulai dari pembudidaya, pemasok pakan, hingga pedagang ikan.Di sektor pertanian, masyarakat mengelola lahan sawah dan tegalan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal serta menjual hasil panen ke pasar. Pola tanam yang disesuaikan dengan musim memastikan produktivitas lahan tetap terjaga sepanjang tahun. Pemerintah desa juga terus mendorong penerapan teknik pertanian modern untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen.Namun motor penggerak ekonomi yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir ialah BUMDes "Maju Sejahtera". Lembaga ini menjadi bukti nyata kemampuan desa dalam berinovasi. Salah satu unit usaha yang paling berdampak yaitu penyediaan layanan internet bernama "Pejengkolan Connect". Layanan ini tidak hanya memberikan akses internet yang terjangkau bagi warga, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka secara daring. Kehadiran internet desa juga mendukung proses belajar anak-anak sekolah dan memperlancar administrasi pemerintahan. Selain itu, BUMDes juga mengelola unit usaha lain seperti pengelolaan sampah (bank sampah) dan pengembangan potensi wisata rintisan, yang semuanya bertujuan meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) dan kesejahteraan warga.

Infrastruktur dan Transformasi Digital

Pembangunan infrastruktur di Desa Pejengkolan terus berjalan secara bertahap. Akses jalan utama dan jalan lingkungan telah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah desa melalui alokasi dana desa dan sumber pendanaan lainnya. Perbaikan jalan tidak hanya memperlancar mobilitas warga tetapi juga vital untuk distribusi hasil perikanan dan pertanian ke pasar. Fasilitas umum seperti balai desa, sarana ibadah, dan fasilitas pendidikan juga terus dirawat dan ditingkatkan fungsinya.Aspek yang paling menonjol dari pembangunan di Pejengkolan merupakan komitmennya pada transformasi digital. Desa ini merupakan salah satu pelopor "Desa Cerdas" atau "Desa Digital" di Kabupaten Kebumen. Inisiatif ini diwujudkan melalui penguatan infrastruktur jaringan internet yang dikelola oleh BUMDes. Dampaknya terasa signifikan di berbagai lini. Di bidang pemerintahan, layanan administrasi menjadi lebih cepat dan efisien. Di bidang ekonomi, para pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform digital untuk promosi dan penjualan, memperluas jangkauan pasar mereka melampaui batas-batas desa.Transformasi digital ini juga menyentuh sektor pendidikan, di mana para pelajar dapat mengakses sumber belajar yang lebih luas melalui internet. Pemerintah desa secara aktif memfasilitasi pelatihan literasi digital bagi masyarakat agar seluruh lapisan warga dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi ini. Langkah ini menempatkan Pejengkolan sebagai desa yang adaptif dan siap menghadapi tantangan zaman.

Pariwisata dan Kekayaan Budaya Lokal

Meskipun belum menjadi destinasi wisata utama, Desa Pejengkolan memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan, terutama yang berbasis alam dan rekreasi air. Pemandangan Waduk Wadaslintang dengan latar perbukitan hijau menawarkan daya tarik visual yang menenangkan. Salah satu ikon wisata rintisan yang mulai dikembangkan ialah Embung Pejengkolan. Embung ini tidak hanya berfungsi sebagai kantong air untuk irigasi, tetapi juga telah ditata menjadi ruang publik yang nyaman untuk rekreasi keluarga. Warga setempat maupun pengunjung dari luar desa sering memanfaatkannya untuk bersantai, memancing, atau sekadar menikmati suasana sore hari.Potensi wisata kuliner juga sangat besar, terutama yang menyajikan olahan ikan segar dari waduk. Ke depan, pengembangan paket wisata yang mengintegrasikan pengalaman memancing di keramba, menikmati kuliner khas, dan menjelajahi keindahan alam sekitar waduk dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi desa.Di samping potensi alam, Desa Pejengkolan juga menjaga kekayaan budayanya. Tradisi dan kearifan lokal seperti "Sedekah Bumi" atau acara "Grebeg Gunungan" yang berisi hasil bumi menjadi agenda rutin yang merekatkan ikatan sosial warga. Acara-acara ini bukan hanya ritual, tetapi juga menjadi atraksi budaya yang dapat menarik minat wisatawan jika dikelola dengan baik. Melalui pelestarian budaya ini, desa tidak hanya menjaga identitasnya tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pariwisata berbasis komunitas.

Tantangan dan Arah Pembangunan Masa Depan

Sebagai desa yang terus berkembang, Pejengkolan menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya ialah keberlanjutan lingkungan, terutama menjaga kualitas air Waduk Wadaslintang dari dampak aktivitas perikanan. Diperlukan pengelolaan pakan dan limbah budidaya yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi prioritas. Pelatihan keterampilan di bidang digital marketing, pengelolaan homestay, dan pengolahan produk turunan perikanan perlu terus digalakkan agar warga dapat bersaing secara lebih luas.Arah pembangunan Desa Pejengkolan ke depan tampaknya akan berfokus pada penguatan sinergi antara potensi alam, inovasi teknologi, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa berencana untuk terus mengembangkan BUMDes sebagai lokomotif ekonomi dengan menambah unit-unit usaha baru yang relevan. Di sektor pariwisata, penataan kawasan Embung Pejengkolan dan promosi yang lebih gencar diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan.Dengan fondasi yang telah dibangun, Desa Pejengkolan memiliki prospek cerah untuk menjadi desa mandiri yang sejahtera secara ekonomi, maju secara teknologi, dan lestari secara lingkungan. Desa ini bukan lagi sekadar titik di peta, melainkan sebuah contoh inspiratif tentang bagaimana sebuah komunitas dapat berdaya dan berinovasi dari pinggir perairan.